Mukjizat Ekaristi: Martha Robin hidup 50 tahun tanpa makan dan minum
Martha Robin (1902- 1981), seorang
Katolik yang sangat taat dan beriman. Ia lahir tanggal 13 Maret 1902 di
Chateauneuf-de- Galaure, Perancis, di desa kecil Drome, di lembah Rhone
Valley. Pada usia 16 tahun (tahun 1918) ia jatuh sakit yang membuatnya
coma selama 20 bulan. Setelah ia sadar, penyakitnya tidaklah membaik,
malahan memburuk, yang membuatnya tidak dapat menggerakkan kakinya. Pada
tanggal 2 Januari 1929 sampai wafatnya 6 Feb 1981, ia lumpuh, tidak
dapat menggerakkan kaki, lengan, bahu dan tenggorokannya, sehingga ia
tidak dapat menelan, tidak dapat makan dan minum. Kondisinya ini
kemudian diperiksa oleh dokter, seorang profesor dari fakultas
kedokteran di Lyons, Dr Jan Dechaume, da Dr. Andre Ricard. Adalah suatu
misteri tersendiri bahwa Martha Robin ini dapat hidup tanpa makanan
selama 50 tahun, kecuali dari Ekaristi.
Suatu hari seorang filsuf atheis dan dokter bernama Paul Louis Chouchoud
mengunjunginya, untuk memeriksanya. Gereja Katolik tidak
menghalanginya, dan Dr. Chouchoud mendapat ijin dari uskup setempat
untuk menyelidiki keadaan Martha Robin. Dr. Chouchoud mengkonfirmasi
bahwa Martha mengalami lumpuh/ paralysis total sehingga ia bahkan tidak
dapat menelan air walaupun hanya setetes saja. Yang ajaib adalah, apa
yang dituliskan oleh Chouchoud, pada saat Martha menerima Komuni kudus.
Dia tidak dapat menelan ‘Hosti’ tersebut, sebab otot tenggorakannya
tidak dapat bergerak. Namun Hosti itu lewat secara misterius melalui
bibirnya yang tertutup dan menuju saluran kerongkongannya. Martha tidak
dapat makan makanan atau minuman duniawi apapun, karena
ketidakmampuannya menelan dan membuka mulutnya, namun ia tidak dapat
hidup tanpa Ekaristi.
Maka bagi Martha, menerima Ekaristi adalah sesuatu yang terpenting. Ia
menerima Komuni sekali seminggu pada hari Selasa (dan pada hari Rabu
pada menjelang wafatnya) yang didahului dengan Sakraman Pengakuan Dosa.
Setelah itu ia mengucapkan doa penyerahan dirinya kepada Tuhan Yesus
yang dikarangnya sendiri pada tahun 1925. Setelah menerima Komuni, ia
‘mengucapkan’ syukur dan sukacita dalam keheningan dan tenggelam dalam
keadaan ‘ekstasi’, dan wajahnya bersinar dengan keindahan yang tak
terukur.
Mereka dalam komunitas sains, mengungkapkan keheranan mereka bahwa sejak masa kelumpuhan totalnya tahun 1929 sampai wafatnya tahun 1981 selama lebih dari 50 tahun, Martha tidak makan dan minum (dan tidak tidur juga), namun organ dalam tubuhnya masih dapat berfungsi. Ekaristi merupakan satu- satunya makanan yang menguatkan bagi Martha. Dengan mukjizat ini Yesus ingin menunjukkan kekuatan Ekaristi yang luar biasa, jika diterima dengan iman yang dalam dan teguh. Keadaan yang dialami oleh Martha ini menggenapi apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil Yohanes, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:53-54)
Mereka dalam komunitas sains, mengungkapkan keheranan mereka bahwa sejak masa kelumpuhan totalnya tahun 1929 sampai wafatnya tahun 1981 selama lebih dari 50 tahun, Martha tidak makan dan minum (dan tidak tidur juga), namun organ dalam tubuhnya masih dapat berfungsi. Ekaristi merupakan satu- satunya makanan yang menguatkan bagi Martha. Dengan mukjizat ini Yesus ingin menunjukkan kekuatan Ekaristi yang luar biasa, jika diterima dengan iman yang dalam dan teguh. Keadaan yang dialami oleh Martha ini menggenapi apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil Yohanes, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:53-54)
Martha
Robin juga menerima karunia stigmata, yaitu kelima luka- luka Yesus,
pada tahun 1930. Sejak tahun 1931, secara teratur ia menerima karunia
untuk turut merasakan penderitaan Kristus setiap hari Jumat, dan
mengalami suka cita kebangkitan Kristus pada hari Minggu pagi.
Demikianlah ia mempersembahkan hidupnya untuk mendoakan ribuan orang
yang mengunjunginya. Kata-kata sederhana yang keluar dari bibirnya yang
nyaris tidak dapat bergerak itu dapat mengubah hidup orang yang
mengunjunginya. Martha membawa banyak orang kepada Kristus, melalui doa-
doanya dan teladan hidupnya bahwa tidak ada suatu penyakit, kesesakan,
atau kuasa apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih.
Rom 8:35-39).
Demikianlah kisah Martha Robin, yang merupakan salah satu dari kisah
mukjizat Ekaristi. Gereja Katolik tidak pernah melarang diperiksanya
keadaan atau bukti- bukti yang menunjukkan tentang keajaiban Ekaristi.
Sebab jika itu rekayasa, akan terlihat dengan sendirinya, namun jika itu
fakta, maka juga akan bersinar dengan nyata. Prinsipnya Gereja Katolik
tidak menghalang- halangi pemeriksaan apapun, karena percaya bahwa
“Truth will speak for itself“. Memang bagi orang yang sudah percaya,
mukjizat- mukjizat tidaklah penting; namun bagi orang yang memutuskan
untuk tidak percaya, bahkan mukjizat yang terbesar sekalipun tidak akan
pernah cukup. Jadi akhirnya terpulang pada kita masing- masing bagaimana
kita menyikapinya, sebab Tuhan juga tidak pernah memaksa.
Semoga kita yang sudah percaya akan kehadiran Yesus dalam Ekaristi,
dibimbing oleh Roh Kudus sehingga kita dapat semakin menghayatinya.
Semoga setiap kali kita menyambut Ekaristi, kita dapat juga menyebutkan
doa ini, yang diucapkan oleh Martha Robin,
“Tuhan ada di dalamku, betapa dalamnya misteri ini!… O Yesus, semoga suatu saat nanti kasih-Mu menyalakan aku, bukan karena hasil usahaku, tetapi karena rahmat-Mu. Tuhan, jika Engkau memberikan damai sejahtera dan kebahagiaan semacam ini di dunia, bagaimanakah indahnya nanti kebahagiaan di surga?“
“Tuhan ada di dalamku, betapa dalamnya misteri ini!… O Yesus, semoga suatu saat nanti kasih-Mu menyalakan aku, bukan karena hasil usahaku, tetapi karena rahmat-Mu. Tuhan, jika Engkau memberikan damai sejahtera dan kebahagiaan semacam ini di dunia, bagaimanakah indahnya nanti kebahagiaan di surga?“
Sumber :http://eucharistica.blogspot.com/2012/02/mkjizat-ekaristi-martha-robin-hidup-50.html